
LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN RAJA
AMPAT
Kabupaten Raja Ampat adalah kabupaten yang wilayahnya sebagian besar terdiri dari gugusan pulau pulau yang terletak pada posisi 20 25’ Lintang Utara - 40 25’ Lintang Selatan dan 1300 - 1320 55’ Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 6.084,5 km2. Secara administratif batas wilayah kabupaten Raja Ampat dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Samudera Pasifik.
b. Sebelah Selatan : Laut Seram.
c. Sebelah Barat : Laut Seram, Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara
d.Sebelah Timur : Distrik Sorong Barat Kota Sorong, Distrik Aimas, Distrik Seget,Kabupaten Sorong dan Laut Seram.
Kabupaten Raja Ampat adalah kabupaten yang wilayahnya sebagian besar terdiri dari gugusan pulau pulau yang terletak pada posisi 20 25’ Lintang Utara - 40 25’ Lintang Selatan dan 1300 - 1320 55’ Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 6.084,5 km2. Secara administratif batas wilayah kabupaten Raja Ampat dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Samudera Pasifik.
b. Sebelah Selatan : Laut Seram.
c. Sebelah Barat : Laut Seram, Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara
d.Sebelah Timur : Distrik Sorong Barat Kota Sorong, Distrik Aimas, Distrik Seget,Kabupaten Sorong dan Laut Seram.
SEJARAH KEPULAUAN RAJA EMPAT
Terdapat
banyak versi cerita mengenai asal-usul nama Raja Ampat.Salah satu versi dari cerita
yaitu :
Pada suatu
saat di Teluk Kabui Kampung Wawiyai ada sepasang suami istri
pergi ke hutan (sebagai perambah hutan) untuk mencari makanan, ketika mereka
tiba di tepi Sungai Waikeo(Wai artinya air, kew artinya
teluk) mereka menemukan enam butir telur naga. Telur-telur tersebut
disimpan dalam noken (kantong) dan dibawa pulang, sesampainya
di rumah telur-telur tersebut disimpan dalam kamar. Ketika malam hari mereka
mendengar suara bisik-bisik, betapa kagetnya mereka ketika mereka melihat di
dalam kamar ternyata ke-lima butir telur telah menetas berwujud empat anak
laki-laki dan satu anak perempuan, semuanya berpakaian halus yang menunjukkan
bahwa mereka adalah keturunan raja.
Sampai saat
ini belum jelas siapa yang memberikan nama kepada anak-anak tersebut tapi
kemudian diketahui bahwa masing-masing anak bernama :
- War menjadi Raja
di Waigeo.
- Betani menjadi Raja
di Salawati.
- Dohar menjadi Raja
di Lilinta (Misool)
- Mohamad menjadi Raja
di Waigama (Batanta)
Sedangkan
anak yang perempuan (bernama Pintolee), pada suatu ketika
anak perempuan tersebut diketahui sedang hamil dan oleh kakak-kakaknya Pintolee diletakkan
dalam kulit bia(kerang) besar kemudian dihanyutkan hingga
terdampar di Pulau Numfor. Satu telur lagi tidak menetas dan
menjadi batu yang diberi nama Kapatnai dan diperlakukan
sebagai raja bahkan di beri ruangan tempat bersemayam lengkap dengan dua batu
yang berfungsi sebagai pengawal di kanan-kiri pintu masuk bahkan setiap
tahunnya dimandikan dan air mandinya disiramkan kepada masyarakat sebagai babtisan untuk Suku
Kawe. Tidak setiap saat batu tersebut bisa dilihat kecuali satu tahun
sekali yaitu saat dimandikan.
Oleh karena
masyarakat sangat menghormati keberadaan telur tersebut maka dibangunlah sebuah
rumah ditepi Sungai Waikeo sebagai tempat tinggalnya dan
hingga kini masih menjadi objek pemujaan masyarakat. (Sumber: Korneles
Mambrasar)
PENDUDUK ASLI RAJA AMPAT
Penduduk asli
kabupaten Raja Ampat adalah terdiri dari lebih dari 10 suku adat. Suku adat ini
ada yang telah mendiami wilayah kepulauan Raja Ampat maupun yang berimirgrasi
dari wilayah kepulauan lain di sekitar Raja Ampat. Dalam buku Profil
Ragam Wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, sebuah buku yang dipublikasikan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Raja Ampat, disampaikan bahwa
ada paling tidak ada 12 suku adat yang saat ini mendiami gugusan kepulauan
Raja Ampat, yaitu:
1. Suku Wawiyai (Wauyai)
2. Suku Kawe
3. Suku Laganyan
4. Suku Ambel (-Waren)
5. Suku Batanta
6. Suku Tepin
7. Suku Fiat, Domu, Waili dan Butlih
8. Suku Moi (Moi-Maya)
9. Suku Matbat
10. Suku Misool
11. Suku Biga
12.Suku Biak
1. Suku Wawiyai (Wauyai)
2. Suku Kawe
3. Suku Laganyan
4. Suku Ambel (-Waren)
5. Suku Batanta
6. Suku Tepin
7. Suku Fiat, Domu, Waili dan Butlih
8. Suku Moi (Moi-Maya)
9. Suku Matbat
10. Suku Misool
11. Suku Biga
12.Suku Biak
Keunikan Budaya dan
Tradisi Masyarakat Raja Ampat
Secara umum masyarakat Papua
terdiri dari ribuan suku yang berbeda. Berbeda wilayah, berbeda juga aksen
bicaranya. Keunikan ini tidak menjadikan perbedaan namun dikembangkan untuk
dijadikan sebuah tradisi. Diantara ribuan suku yang ada, Dani dan Asmat adalah
suku terbesar di Papua. Keduanya memiliki budaya yang unik dan tradisi yang
dijadikan daya tarik wisata yang sangat kuat. Suku Dani terkenal dengan
festival bakar batu di Wamena dan Suku Asmat terkenal dengan hasil kerajinan
seni pahatnya yang berkelas dunia.
Hampir sebagian besar suku di
Papua masih sangat primitif terutama budaya dan juga pakaian yang dikenakan.
Masih banyak juga suku yang terisolasi karena berada di wilayah yang tidak
terjangkau secara topography dan hidup di dalam keadaan yang masih serba alami.
Kondisi inilah yang membuat Papua semakin menarik. Karena daya tariknya tentang
alam bebas, budaya, dan masyarakat yang masih jauh dari peradaban.
Masyarakat Raja Ampat sendiri
umumnya bekerja sebagai nelayan dan menangkap ikan dengan cara menyelam atau
memakai tombak. Cara menangkap ikan dengan cara menombak ini dinamakan Molo.
Suatu keahlian menangkap ikan yang tidak mudah dan tidak bisa dilakukan
sembarang orang. Yang tentunya jika mudah dilakukan akan ada banyak turis yang
menangkap ikan dan langsung membakarnya untuk dimakan. Keadaan ini akan membuat
ketidakseimbangan ekosistem karena akan mengotori air laut dan restoran menjadi
tidak laku
Ciri-ciri budaya masyarakat Raja
Ampat. :
1. Hidupnya berkelompok dan berpencar berdasarkan sukunya serta bergantung pada alam,
1. Hidupnya berkelompok dan berpencar berdasarkan sukunya serta bergantung pada alam,
sehingga hidupnya ada yang sering berpindah
kecuali yang mengenal budaya modern.
2. Tali persaudaraan sesama suku yang sangat kuat.
3. Menganut sistem keturunan garis ayah dan garis ibu.
4. Mengenal kepercayaan magis.
5. Memiliki tata cara adat.
Adat istiadat suatu suku bangsa merupakan wujud dari nilai kebudayaannya, yang merupakan suatu aturan atau tatacara yang mendasari tingkah laku. Adat istiadat yang berkembang di Kabupaten Raja Ampat tergantung dari adat istiadat kesukuan yang ada di kawasan tersebut. Adat istiadat yang memberatkan warga lainnya yaitu berhubungan dengan adat istiadat untuk membayar mas kawin yang ditanggung bersama oleh suatu keluarga suku tertentu sehingga memberatkan bagi anggota keluarga lainnya. Peran tokoh kepala suku mempunyai peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan di kawasan Raja Ampat. Kepala Suku atau tokoh adat masyarakat lokal secara umum mempunyai wilayah adat sendiri-sendiri sehingga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah. Karena tanpa musyawarah akan sulit mendapatkan kesepakatan bersama.
2. Tali persaudaraan sesama suku yang sangat kuat.
3. Menganut sistem keturunan garis ayah dan garis ibu.
4. Mengenal kepercayaan magis.
5. Memiliki tata cara adat.
Adat istiadat suatu suku bangsa merupakan wujud dari nilai kebudayaannya, yang merupakan suatu aturan atau tatacara yang mendasari tingkah laku. Adat istiadat yang berkembang di Kabupaten Raja Ampat tergantung dari adat istiadat kesukuan yang ada di kawasan tersebut. Adat istiadat yang memberatkan warga lainnya yaitu berhubungan dengan adat istiadat untuk membayar mas kawin yang ditanggung bersama oleh suatu keluarga suku tertentu sehingga memberatkan bagi anggota keluarga lainnya. Peran tokoh kepala suku mempunyai peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan di kawasan Raja Ampat. Kepala Suku atau tokoh adat masyarakat lokal secara umum mempunyai wilayah adat sendiri-sendiri sehingga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah. Karena tanpa musyawarah akan sulit mendapatkan kesepakatan bersama.
KESENIAN TRADISIONAL
![]()
Raja Ampat sebagai bagian dari provinsi
papua barat di pulau Papua, kaya akan ragam
seni budaya musik,tari-tarian dan kerajinan tangan khas papua yang sangat eksotis. Setiap suku yang tersebar di berbagai kepulauan Raja Ampat umumnya memiliki seni tari dan tata cara adat sendiri. Ciri umum dari seni tari dan musik dari Raja Ampat adalah gerakan tarian yang umumnya ditampilkan dengan bersemangat serta diiringi oleh alat musik perkusi khas papua yang bernama Tifa, gong (mambokon) dan tambur (bakulu).Selain alat musik perkusi, alat musik bersenar seperti gitar dan alat musik tiup seperti seruling dan alat musik tiup dari kerang laut juga sering digunakan untuk mengiringi tarian. Beberapa contoh tarian yang sering ditampilkan dalam berbagai upacara adat maupun penyambutan adalah Tarian Wor, Main Moun,
Tarian
Batpo, Tarian Yako dan kesenian Suling Tambur.
Kostum
penari wanita yang digunakan dalam berbagai tarian khas Raja Ampat
biasanya menggunakan perpaduan dari warna-warna terang dengan kontras tinggi seperti merah, kuning tua, hijau terang dan biru terang. Sedangkan untuk kostum penari pria umumnya adalah bertelanjang dada di bagian atas dan
untuk
menutupi bagian pinggang ke bawah biasanya menggunakan kostum khas
Papua yg mediami pesisir pantai yaitu pakaian dari bahan Sabut (ijuk), anyaman daun kelapa atau bulu dan kulit binatang tergantung dari jenis tarian yang dibawakan. Ada pula kaum pria yang tampil menggunakan penutup aurat khas papua yaitu koteka. Baik penari pria dan wanita akan tampil lengkap dengan aksesoris dan rias wajah
yang khas
dan eksotis yang hanya bisa kita jumpai dalam seni tradisional khas pulau
papua.
Lagu-lagu
khas Raja Ampat dan papua umumnya berirama riang tetapi seperti memiliki
semacam daya pikat yang menghanyutkan ketika kita menikmatinya. Umumnya lagu-lagu Papua dinyanyikan dengan perpaduan suara vokal lebih dari satu orang.
PAKAIN TRADISIONAL MASYARAKAT
RAJA AMPAT
·
KOTEKA
Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya
sebagian
penduduk asli.Pulau Papua. Koteka terbuat dari kulit labu air, Lagenaria siceraria. Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur. |
|
SENI KERAJINAN TRADISIONAL
Seni budaya Raja Ampat dalam bidang kerajinan tangan sangat beragam
jenisnya. Kita bisa mengenali ciri khas hasil kerajinan tangan asli Raja Ampat
dari warna dan motifnya. Warna yang umum digunakan adalah perpaduan warna
dengan kontras tinggi seperti merah tua, kuning tua, hijau terang dan biru
terang. Ornamen-ornamen motif ukiran yang seringkali digunakan dalam seni
patung, ukiran dan batik Raja Ampat adalah motif khusus khas papua.
Dari berbagai
macam jenis kerajinan tangan yang ada di Raja Ampat, terdapat dua jenis
kerajinan yang sangat diminati oleh wisatawan baik asing maupun lokal yaitu:
·
Topi Anyaman khas Arborek
Topi ini dibuat dari bahan
anyaman. Topi ini berbentuknya bundar dan seringkali digunakan wanita untuk
melindungi wajah dan badannya dari sengatan matahari saat berwisata ke pantai.
Pembuatan topi ini awalnya dipelopori oleh Ibu Mambrasar dari pulau
Arborek, Raja Ampat dan kini topi khas tersebut telah menjadi kerajinan khas
Raja Ampat yang diproduksi secara berkelompok oleh ibu-ibu dari Pulau Arborek.

·
Batik Papua.
Kerajinan lain yang banyak
diminati oleh wisatawan yang datang ke raja ampat adalah Batik Papua. Berbeda
dengan motif dan warna batik dari jawa yang kerap kali menggunakan warna-warna
natural maupun gelap, batik papua sangat diminati karena menggunakan motif dan
warna terang khas pantai.

Selain kedua
jenis kerajinan tersebut di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat kini
sedang giat-giatnya mempromosikan hasil kerajinan lain masyarakat kepulauan
Raja Ampat sebagai salah satu daya tarik wisata Raja Ampat. Beberpa jenis
kerajinan lain yang dihasilkan oleh penduduk kabupaten Raja Ampat adalah seni
patung dan kerajinan aksesoris dari bahan batu mulia, akar dan logam.
MAKANAN KHAS MASYARAKAT RAJA AMPAT

Masakan khas Raja Ampat tentunya banyak menggunakan sumber bahan olahan
yang diambil dari laut seperti ikan, rumput laut, cacing laut dan lain
sebagainya. Hal ini bukan berarti bahwa semua jenis masakan khas Raja Ampat
adalah berbahan dasar dari laut, ada juga beberapa jenis masakan yang diolah
dari daging ayam, sapi, sagu, ulat sagu dan lain-lain.
Beberapa contoh masakan khas Raja Ampat adalah Cacing Laut goreng yang
gurih sekali rasanya. Makanan ini diolah dari bahan dasar cacing laut yang
digoreng sampai kering menyerupai keripik. Makanan lain yang cukup terkenal di
Raja Ampat dan berbahan dasar dari laut adalah Ikan Sup Kuning. Masakan ini
bukan hanya terkenal di wilayah Raja Ampat saja namun juga hampir disetiap
wilayah pesisir Pantai Papua Barat.
Selain itu ada pula jenis makanan bukan dari laut yang cukup terkenal yaitu
Sate Ulat Sagu. Ulat Sagu ini di dapatkan dari tempat hidupnya di batang pohon
sagu yang telah menua. Di masyarakat asli papua yang tlah terbiasa hidup di
alam, ulat sagu ini seringkali dikonsumsi langsung dari pohonnya tanpa diolah
terlebih dahulu. Dalam perkembangan penyajiannya saat ini ulat sagu ini
seringkali diolah dengan cara dibakar menyerupai sate. Rasa gurih dan asin yang
keras merupakan ciri dari ulat sagu ini. Jenis lain makanan khas yang bisa kita
temui di Raja Ampat adalah Papeda. Papeda adalah bubur Sagu yang disajikan
hangat dengan kuah ikan serta buah tomat dan lemon sebagai penambah cita
rasanya
Apakah Kebudayaan masyarakat tradisional
Raja Ampat masih dilestarikan hingga saat ini?
Menurut
saya jawabannya adalah iya, nilai-nilai leluhur, seni dan budaya Raja
Ampat tetap diwariskan dan dilestarikan dalam kehidupan mereka sehari-hari
hingga saat ini.
koteka hanya orang gunung/pegunungan,mulai dari wamena,nabire sampe timika dan daera suku yali
BalasHapus